Minggu, 23 Agustus 2009

Santapan Rohani

Dzikrul Maut

             Tak terasa kita sudah menginjak hari ke-2 Ramadhan. Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan menghirup nafas di hari ini. Masih bisa merasakan nafas, aroma, dan nuansa bulan Ramadhan. Kemarin yang lalu, terdengar kabar salah seorang sahabat yang baru meninggal dunia (semoga amal ibadah-Nya diterima di sisi Allah swt.). Baru saja menginjak bulan mulia ini, ia sudah dipanggil menghadap Allah swt. Bahkan tak sedikit pula yang tidak bisa merasakan nafas Ramadhan, karena umur yang hanya sampai saat itu.
             Kapankah ajal akan menjemput? Tak ada yang pernah tahu. Bahkan Nabi pun tidak pernah tahu kapan beliau akan meninggal. Lantas siapa yang tahu kapan ajal menjemput?. Jawabanya, hanyalah Allah swt. yang tahu sampai batas mana umur kita, dan kapan kita meninggalkan dunia fana ini. Kematian merupakan rahasia Illahi. Tak ada satu mahluk pun yang tahu kapan ajal akan menjemputnya, kapan sakaratul maut menimpa dirinya.
 Mendengar kata kematian, tubuh dan hati kita merinding. Barangkali karena kita tidak siap dengan kematian. Dosa yang masih banyak, hutang yang belum terbayar, atau amanah yang belum tersampaikan?. Membuat kita seakan tidak siap menghadapi kematian. Padahal kematian pasti akan terjadi pada setiap yang bernyawa. Allah swt. berfirman dalam Qs. Ali Imran ayat 185:

Artinya : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

               Tak ada alasan bagi kita untuk mengelak kematian. Siap tidak siap, kita harus siap. Tentunya, kita harus siap menghadapi kehidupan setelah kematian karena setelah ajal menjemput tidak berarti selesai sampai disitu. Ada yang akan kita hadapi lagi yaitu kehidupan akhirat yang kekal. 

               Manusia dilahirkan ke dunia hanya sementara. Ibaratnya seperti orang yang bertamu, setelah urusannya selesai maka ia akan kembali. Kembali ke hadapan Allah swt. Setelah Allah memerintahkan Izrail mencabut nyawa, maka kita tak bisa berkutik. Pintu taubat pun perlahan akan segera ditutup. Rasa sakit saat sakaratul maut bergantung pada bagaimana amalan kita selama di dunia. Maka dari itu, senantiasa kita harus selalu mengingat kematian. Agar kita selalu bersiap diri mana kala ajal menjemput. Mungkin tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, atau bahkan satu detik kemudian. Hanya Allah yang tahu. Mungkin saja ajal datang saat kita sedang berpegian, saat kita sedang belajar, atau sedang rapat dengan atasan?. Dan jangan sampai ajal menjemput saat kita sedang tidak menginggat Allah, sedang melakukan maksiat. Naudzubillahi min dzalik. Mudah-Mudahan kita meninggalkan dunia fana ini dalam keadaan husnul khotimah. Aaminn.

Ada sebuah do’a untuk memohon khusnul khotimah, yaitu, sebagai berikut:

“Allahumma innii as aluka husnul khootimah, wa au’dzubika min suu-il khootimah”


Wallahua'lam.

Oleh : Fazha R

           02 Ramadhan 1430 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar